- PENDAHULUAN
Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi
serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian
cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan
akan serealia dan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus
meningkat. Tanaman dengan kadar karbohidrat tinggi seperti halnya
serealia dan umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi.
Serealia dan umbi-umbian sering dihidangkan dalam bentuk segar,
rebusan atau kukusan, hal ini tergantung dari selera.
Usaha penganekaragaman pangan sangat penting artinya sebagai usaha
untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan
pokok saja. Misalnya dengan mengolah serealia dan umbi-umbian
menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan
lama disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai,
keripik dan lainya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya
dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan, terutama non-beras.
Ubi jalar merupakan salah satu jenis makanan yang mampu menunjang
program perbaikan gizi masyarakat. Nilai kalorinya cukup tinggi,
yaitu 123 kalori/100 gram. Ubi jalar berkulit tipis dan berkadar
air tinggi sehingga perlu penanganan secara seksama selama proses
panen, dan pengangkutan serta penyimpanan sebelum dimanfaatkan.
Apabila kulit yang tipis tersebut rusak, maka akan mudah sekali
mikroorganisme (bakteri, jamur, dll) masuk ke dalam umbi, sehingga
seluruh bagian umbi akan cepat rusak.
Tabel 1. Komposisi Ubi Jalar
|
Jenis
|
Komponen %
|
Air
|
Abu
|
Pati
|
Protein
|
Gula
|
Serat Kasar
|
Merah |
79,59 |
0,92 |
17,06 |
1,19 |
0,43 |
5,24 |
Putih |
64,66 |
0,98 |
28,19 |
2,07 |
0,38 |
2,38 |
Untuk memperpanjang masa simpan, ubi jalar dapat diolah menjadi
keripik.
- BAHAN
- Ubi jalar 10 kg
- Minyak goreng 1 kg
- Garam dapur 120 gram
- Natrium metabisulfit 1 ons
- Air 10 liter
- ALAT
- Pisau
- Dandang
- Ember
- Tungku atau kompor
- Tampah (nyiru)
- CARA PEMBUATAN
- Pilih ubi yang baru dipanen lalu cuci. Kupas dan hilangkan
bagian tunasnya;
- Ubi jalar yang sudah dikupas cepat rendam dalam air untuk
mencegah perubahan warna;
- Iris tipis-tipis dengan ketebalan 1 ½ ~ 2 ½
mm;
- Untuk memperbaiki warna keripik dan menghilangkan rasa
getir dapat direndam dalam 10 liter air yang diberi 1 ons
natrium metabisulfit;
- Cuci dan tiriskan kemudian kukus selama 5 menit setelah
air mendidih;
- Tiriskan setelah dikupas;
- Letakkan pada tampah lalu jemur. Irisan harus sering dibalik
sebelum kering untuk mencegah supaya tidak lengket;
- Goreng irisan yang sudah kering. Irisan ubi yang dimasukkan
jangan terlalu banyak dan api jangan terlalu besar;
- Keripik yang sudah digoreng biarkan beberapa lama, kemudian
kemas dalam kantong plastik, tutup rapat, dan simpan di tempat
kering.
Catatan:
Ada beberapa cara dalam pembuatan keripik ubi jalar yaitu
setelah penggorengan ada yang dicampur dengan gula untuk menambah
rasa manis. Ada juga yang mencampurnya dengan merica untuk
membuat rasa keripil lebih hangat. Atau ada pula yang dicampur
dengan bumbu dan cabai agar mempunyai rasa pedas.
-
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN KERIPIK UBI JALAR
- DAFTAR PUSTAKA
Tri Radiyati et al. Kerupuk keripik. Subang :BPTTG Puslitbang
Fisika Terapan – LIPI, 1990. Hal. 9-14.
- KONTAK HUBUNGAN
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl. Jend.
Gatot Subroto 10 Jakarta 12910.
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan
Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss DevelopmentCooperation, 1993.
|
|
|
Tidak ada komentar :
Posting Komentar